Sebuah Perjalanan
SEBUAH PERJALANAN
Tujuh
Belas-Agustus-Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh Lima. Adalah sesuatu yang
sakral bagi negara kita, Indonesia. Ya, pada tanggal itulah Bung Karno dan Bung
Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Di tengah sorak sorai para pribumi
yang merasa telah bebas dari ancaman negeri kincir angin, sebenarnya ada
gejolak tersendiri bagi para proklamator kita. Mengapa demikian? Pada saat itu,
belum diresmikan dasar negara, belum ada perundang-undangan yang sah di mata
hukum, dan belum pula memiliki presiden yang resmi. Pancasila sebagai produk
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) belum
diresmikan saat itu. Demikian pula undang-undang dan jabatan kepresidenan yang diresmikan
sehari setelah pembacaan proklamasi. Yang menjadi pertanyaan, mengapa Bung
Karno dan Bung Hatta secepat itu memproklamirkan kemerdekaan Indonesia padahal
saat itu Indonesia tidak memiliki bukti yang kuat sebagai sebuah negara.
Seperti yang kita ketahui, syarat negara salah satunya adalah memiliki
pemerintah. Saat itu, presiden pun belum dibentuk. Kembali ke pertanyaan awal,
mengapa secepat itu proklamator kita memproklamirkan kemerdekaan.
Jika
dirunut dari awal, Jepang telah memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia
di kelak kemudian hari pada tanggal 7
September 1944. Dan untuk merealisasikan janjinya itu, Jepang membentuk sebuah
badan yang diberi nama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) yang di ketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Pada
tanggal 28 Mei 1945 diadakan upacara pembukaan BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dilanjutkan dengan pelantikan
pengurus. Kemudian pada tangal 29 Mei 1945 dimulailah sidang pertama BPUPKI
dengan agenda merumuskan dasar negara. Pada sidang tersebut para tokoh
mengemukakan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Sidang
dilaksanakan empat hari berturut-turut dan pada tanggal 1 Juni 1945, Ir
Soekarno mengemukakan lima prinsip yang hingga kini kita ketahui dengan nama pancasila. Nama pancasila sendiri
didapatkan dari seorang ahli bahasa yang tidak lain adalah Moh Yamin yang kala
itu duduk di samping Ir. Soekarno. Pada akhir sidang dibentuklah panitia
delapan untuk mengelompokkan hasil usulan dari beberapa tokoh.
Pada
sidang kedua BPUPKI tanggal 10 sampai 16 Juli 1945 dirumuskan pula
Undang-undang Dasar.
Setelah
menjalankan tugasnya BPUPKI melaporkan hasil kepada Jepang. Di sini terlihat
intervensi yang dilakukan oleh Jepang kepada Indonesia. Jepang lalu membentuk
sebuah badan yang diberi nama PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Jepang merencanakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun
ternyata perjalanan tak semulus yang dibayangkan. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus
1945 Kota Hiroshima dan Nagasaki mendapatkan hadiah dari sekutu berupa bom
atom. Karena itulah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Melihat kondisi
Indonesia yang vacum of power saat
itu, para golongan muda dengan semangat membara mendesak Bung Karno dan Bung
Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Terjadilah perbedaan
pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Pihak golongan tua masih ingin
membicarakan mengenai kemerdekaan Indonesia pada pihak Jepang. Namun golongan
muda ingin segera merdeka tanpa campur tangan dari Jepang. Perbedaan pendapat
inilah yang mendasari peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945.
Kala itu Bung Karno beserta keluarga dan Bung Hatta diasingkan di
Rengasdengklok supaya memenuhi keinginan para golongan muda untuk segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Singkatnya. para golongan tua memenuhi
keinginan para golongan muda untuk memproklamirkan kemerdekaan esok hari (17
Agustus 1945).
Pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dibacakanlah naskah proklamasi
dihadapan seluruh penduduk. Berita kemerdekaan pun segera menyebar. Namun, belum sampai sehari Indonesia merasakan bebasnya udara kemerdekaan, rumusan dasar negara yang dituliskan pada Piagam
Jakarta (Jakarta Charter) oleh Panitia Sembilan mendapati ketimpangan pada sila
pertama, Ketuhanan dengan Kewajiban
Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya. Perdebatan pun tak
terelakkan. Para tokoh religius
menghendaki negara Indonesia menjadi sebuah negara islam, namun para tokoh
timur merasa keberatan atas hal itu. Atas dasar persatuan, Bung Hatta kemudian
mempresentasikan pendapatnya pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) untuk mengubah sila pertama menjadi Ketuhanan Yang maha Esa. Hal itu kemudian disetujui oleh semua
pihak yang mengikuti sidang. Sehingga pancasila yang benar adalah pancasila
yang dituliskan pada pembukaan (preambule) Undang-undang Dasar 1945.
Dari
uraian di atas, telah terjawab pertanyaan awal mengapa para proklamator
mempercepat prosesi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh muda dengan
semangat juang yang membara mampu membawa Indonesia merdeka tanpa campur tangan
Jepang walaupun pada awalnya Jepang yang telah memberikan janji kemerdekaan
kepada Indonesia. Pertanyaan selanjutnya, mengapa pula para proklamator
seberani itu memproklamirkan kemerdekaan Indonesia padahal banyak hal yang
belum sempat dibenahi.
Jawaban
dari pertanyaan tersebut datang dari golongan muda. Mereka merasa akan lebih
bahaya ketika negara kincir yang memegang kekuasaan kembali pada saat terjadi vacum of power. Jadi tanpa berpikir
panjang mereka berpendapat bahwa akan lebih baik untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Sedangkan golongan tua lebih mementingkan kehidupan
negara selanjutnya.
Perbedaan
pendapat sering terjadi, namun apa yang menyebabkan mereka tetap utuh? Musuh.
Ya, musuh adalah jawaban yang tepat. Terkadang musuh adalah sebuah alat yang
efektif untuk menyatukan sebuah bangsa. Bayangkan ketika batik Indonesia
diambil (dicuri) oleh Malaysia, seluruh rakyat Indonesia bersatu melawan
Malaysia dengan meneriakan ganyang
Malaysia. Dan akhirnya Indonesia memenangkan batik yang ditunjukkan oleh
pengakuan UNESCO. Tanggal 2 Oktober pun diperingati sebagai hari batik
nasional, tepat hari ini. Namun ketika hak-hak Indonesia terhadap tanah
Indonesia sendiri dirampas, mengapa tak ada yang meneriakan sesuatu pembelaan
terhadapnya? Tanah Papua adalah
salah satu tanah yang telah diketahui memiliki kekayaan alam yang sangat luar
biasa dan membuat orang berdecak kagum (bagi yang mengetahui tentunya). Namun
pembelaan seperti apakah yang dilakukan
oleh masyarakat Indonesia? Tak ada. Mungkin tak hanya tanah Papua yang memiliki
sesuatu. Tanah Kalimantan, Sulawesi,
Sumatra, Jawa atau pulau-pulau kecil di Indonesia bisa jadi memiliki harta
karun tersembunyi.
Tak
ada yang bisa mengubah sejarah. Dan sampai kapanpun darah pemuda akan selalu
membara, tak pernah padam. Jadi, apapun masa lalu negara kita, bagaimanapun
sejarah menapak, di sinilah kita merangkak, di sinilah berkarya, di sinilah
kita mengabdi dengan apa yang kita miliki, di sinilah kita berada, dan di
sinilah kita, INDONESIA.
happy reading :)
happy reading :)
Comments
Post a Comment